Jadiiiii, Gunung Raung itu terdapat di Desa Sumber
Arum, Kecamatan Songgon.
Namun secara
geografis, Gunung Raung terletak di tiga wilayah kabupaten yaitu Kabupaten Banyuwangi, Jember dan Bondowoso.namun daerah
dari gunung raung paling banyak masuk daerah banyuwangi-bondowoso.
Gunung yang terletak di ujung timur pulau Jawa ini memiliki ketinggian 3.332 M dari permukaan laut dan memiliki kaldera
dengan kedalaman 500 meter.
Letusan
pertama yang tercatat tahun 1586. Letusan tersebut tercatat sebagai letusan
hebat. Mengakibatkan wilayah disekitarnya rusak dan memakan korban jiwa.
Sebelas
tahun kemudian, atau pada tahun 1597 Gunung dengan nama lain Gunung Rawon itu
meletus lagi. Letusan hebat tersebut kembali memakan korban jiwa.
Letusan
hebat berikutnya kembali terjadi pada tahun 1638. Letusan mengakibatkan banjir
besar dan lahar di daerah antara Kali Setail Kecamatan Sempu dan Kali Klatak
Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi.
Letusan
yang paling dahsyat terjadi di tahun 1730. Tercatat erupsi eksplosif disertai
dengan hujan abu serta lahar. Bahkan wilayah terdampak erupsi meluas dibanding
letusan pertama, kedua dan ketiga. Korban jiwa pun berjatuhan lagi di saat itu.
Antara
tahun 1800 hingga 1808 di waktu pemerintah Residen Malleod (Hindia Belanda)
terjadi letusan lagi. Namun tidak sampai mengakibatkan korban jiwa.
Sekali
lagi letusan terjadi antara tahun 1812 hingga 1814. Direntang empat tahun itu
letusan disertai hujan abu lebat dan suara bergemuruh. Setahun kemudian, di
tahun 1815 antara 14 hingga 12 April terjadi hujan abu di Besuki, Situbondo dan
Probolinggo.
Selama
44 tahun Gunung Raung relatif tenang. Aktivitas vulkaniknya kembali meningkat
pada tahun 1859. Tanggal 6 Juli 1864 terdengar suara gemuruh dan di siang hari
menjadi gelap. Baru pada tahun 1881, 1885, 1890, 1896, terjadi aktivitas
vulkanik meliputi suara gemuruh, Paroksisma, hujan abu tipis di kawasan
Banyuwangi. Dan gempa bumi di kawasan Besuki, Situbondo. 16 Februari 1902
muncul kerucut pusat.
Pada
tahun 1913 antara bulan Mei hingga Desember Gunung Raung kembali bergemuruh,
bahkan terjadi dentuman keras. Hal yang sama terjadi tiga tahun berturut-turut.
Yakni tahun 1915, 1916 dan 1917. Aliran lava di dalam Kaldera terjadi tahun
1921 dan 1924.
Pada
tahun 1927 kembali meletus, letusan asap cendewan dan hujan abu sejauh 30
kilometer keluar dari puncaknya. Ditahun yang sama, tepatnya 2 Agustus-Oktober
terdengar dentuman bom dan terlontas sejauh 500 meter.
Hanya
tenang setahun, pada 1928 terlihat celah merah di dasar kaldera dan
mengeluarkan lava. Fenomena yang sama masih terjadi di tahun 1929. Tahun 1933
hingga 1945 hanya terjadi peningkatan aktivitas. Tidak tercatat adanya
kejadian, hanya ada aliran lava di kaldera.
Gunung
yang memiliki bibir kaldera seluas 1.200 meter persegi ini kembali meletus,
dari 31 Januari hingga 18 Maret, puncak gunung semburkan asap membara dengan
guguran. Tinggi awan letusan mencapai 6 kilometer di atas puncak. Abunya
menyebar hingga radius 200 meter.
Empat
tahun kemudian, 13-19 Februari 1956 terjadi paroksisma. Tercatat pula adanya
tiang asap 12 kilometer. Tahun-tahun berikutnya hanya ada peningkatan
aktifitas. Namun tahun 1986 letusan asap terjadi di bulan Januari hingga Maret.
Yang
terbaru aktivitas vulkanik kembali meningkat pada 17 Oktober 2012. Status
Gunung Raung dari normal naik menjadi waspada sehari kemudian. Pada 22 Oktober
2012 statusnya kembali naik menjadi siaga.
PVMBG
menyatakan bila sebenarnya Gunung Raung sudah meletus, namun masuk kategori
erupsi minnor. Letusan tidak sampai keluar dari kaldera. Itu terlihat dari
pantauan setelit Amerika Serikat.
PVMBG
sendiri bahkan harus memasang 7 alat untuk penguatan data aktivitas vulkanik
Gunung Raung. Itu perlu dilakukan mengingat Sejarah buruk Gunung yang berdiri
di perbatasan Kabupaten Banyuwangi, Jember, Bondowoso dan Situbondo ini.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar